“Dan kami anggap tidak mau mendapatkan masukan dari pihak yang menangani persoalan. Padahal menurut kami paradigma dan cara pikir 02 terhadap lingkungan berbahaya. Kenapa berbahaya karena tidak meng-address keadilan,” tuturnya.
Misalnya, kata Zenzi, soal 5.000 hektare lahan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang hak gunanya dimiliki Prabowo. Angka itu sangat timpang dengan tanah para petani yang seharusnya bisa dikelola dengan baik apabila dikembalikan ke rakyat.
“Saya ambil contoh tanah itu saya rasa dikembalikan pada rakyat. Kalau mau meng-address lingkungan, negara kita itu tropis yang harus kita kembangkan,” ujarnya.
Selain itu, Zenzi juga menyinggung program hilirisasi yang menjadi andalan pasangan Prabowo-Gibran, hanya berkutat perihal produk ekstraktif seperti tambang dan sawit yang memberikan dampak lingkungan sangat besar. Padahal, hilirisasi yang dilakukan seharusnya bisa menyasar rempah-rempah Indonesia yang memiliki potensi besar. Namun, rempah pun tak pernah disinggung pasangan Prabowo-Gibran.