Menurut dia, terdapat dua hal kendala dalam layanan kesehatan mental. Pertama, soal akses yang masih minim dan stigma buruk konsultasi ke psikiater itu sangat mahal.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami ingin menjadi bagian dari perjalanan proses pemulihan kesehatan melalui pendekatan yang holistik dan berupaya mendukung penuh pasien untuk mencapai kesehatan jiwa yang optimal,” kata April.
Co-Founder Sehat Jiwa Utari Dwi merespons positif kolaborasi dengan Lifepack. Berdasarkan pengamatan pihaknya, masih banyak warga yang bingung harus mengambil langkah apa jika mengalami masalah mental.
Untuk itu, adanya integrasi antarpenyedia layanan kesehatan diharapkan memberikan akses pelayanan profesional dan seamless untuk masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu dari sepuluh orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Lebih lanjut berdasarkan survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS) pada tahun 2022 lalu disebutkan lebih dari 17 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental.
(jon)