Dalam kampanye tersebut, calon Bupati Kediri incumbent Dhito mendengarkan keluh kesah emak-emak kader Posyandu Desa, yang hanya menerima nomor/intensif yang tidak seberapa.
“Kegiatan kami dalam sebulan banyak sekali, dan menguras tenaga serta fikiran. Namun kami menerima nomor 200 ribu perbulan, tapi masih dipotong pajak dan kami menerima hanya Rp150 ribu per bulan. Kami berharap honor kami dinaikkan,” kata salah satu kader Posyandu Desa Doko.
Menanggapi keluh kesah kader Posyandu tersebut, calon Bupati Kediri Dhito akan segera menaikkan. Karena peran kader Posyandu, adalah salah satu ujung tombak di bawah dan kepanjangan tangan Pemerintah, yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.
“Bulan Oktober masa cuti saya selesai, dan saya kembali menjadi Bupati Kediri. Saya akan menaikkan honor/intensif kader Posyandu menjadi Rp250 perbulan, tanpa potongan. Karena mereka kepanjangan tangan Pemerintah dan ujung tombak di bawah, untuk mengurangi stunting,” papar Hanindhito Himawan Pramana, calon Bupati Kediri.
Selain itu, Mas Dhito juga menerima keluh kesah dari guru honorer, yang gajinya juga tidak seberapa. Mas Dhito berjanji, jika ia diberikan amanah lagi untuk menjadi Bupati Kediri periode 2024-2029, maka ia akan menaikkan gaji guru honorer.