STPN, Kawah Candradimuka Pencetak Ahli Pertanahan

Breaking News134 Views

(Taruna/i STPN mendengarkan arahan Wamen ATR/BPN Ossy Dermawan secara daring.)

 

Tiga Pesan Wamen ATR/BPN untuk Taruna Baru

Jakarta, News Faktual Net – Sejarah panjang Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) sejak berdiri pada 1963, tersimpan sebuah misi mulia, mencetak generasi ahli pertanahan dan tata ruang yang tak hanya cerdas secara teknis, tapi juga berkarakter kuat. Hal inilah yang kembali ditegaskan Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan, saat menutup kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Taruna Baru (PKKTB) Program Diploma IV Pertanahan 2025.

Bagi Ossy, STPN ibarat “Kawah Candradimuka”. Di tempat inilah para taruna tidak hanya belajar ilmu teknis pertanahan, hukum, atau tata ruang, melainkan juga ditempa untuk menjadi pemimpin masa depan dengan jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Kalian nantinya tidak hanya akan membagikan sertipikat semata. Lebih dari itu, kalian mengelola sumber daya agraria bangsa. Integritas dan karakter adalah kunci dalam melayani masyarakat,” pesan Ossy kepada para taruna baru secara daring, Kamis (11/9/2025).

Dalam pandangan Wamen ATR/BPN, dunia pertanahan bukan sekadar urusan administrasi atau teknis belaka. Ada nilai-nilai filosofis, keadilan, hingga tanggung jawab moral yang harus menjadi fondasi setiap langkah. Itulah sebabnya, STPN dipandang strategis dalam melahirkan generasi yang tak hanya pintar, tetapi juga tangguh, berintegritas, dan berpihak pada rakyat.

Ossy pun menitipkan tiga nilai utama yang harus menjadi pedoman setiap taruna STPN:

1. Integritas
“Integritas adalah modal utama. Tanpa integritas, ilmu setinggi apa pun bisa disalahgunakan,” tegasnya. Baginya, integritas bermakna jujur, tidak menyalahgunakan wewenang, dan setia pada amanat rakyat.

2. Profesionalisme
Taruna STPN, kata Ossy, dituntut menguasai teknologi, hukum pertanahan, hingga membaca tata ruang. Namun lebih penting lagi, mereka harus profesional dalam menjalankan tugas. “Dengan profesionalisme, kepercayaan rakyat akan tumbuh dengan sendirinya,” ujarnya.

3. Empati
Nilai terakhir ini dianggap tak kalah penting. “Integritas dan profesionalisme tidak cukup. Kita membutuhkan empati, agar ilmu tidak kering. Dengan empati, keputusan yang diambil akan membawa kebaikan bagi rakyat,” pungkasnya.

Pesan ini menjadi pengingat sekaligus cambuk bagi taruna baru STPN. Mereka bukan sekadar calon birokrat, melainkan calon pengelola sumber daya agraria bangsa, modal vital bagi pembangunan nasional.

STPN pun diharapkan terus menjadi kawah candradimuka yang melahirkan insan pertanahan berkompetensi tinggi, berkarakter kuat, dan mampu menjaga amanat rakyat di masa depan.(JT)

Editor: Roy



telah dibaca :
118