Polsek Daik Lingga Tanam Harapan di Tengah Hutan Sosial

Breaking News321 Views

(suasana Polsek lingga lakukan perawatan jagung)

 

Lingga, News Faktual Net – Di tengah hamparan hijau kawasan Perhutanan Sosial Kelurahan Daik Lingga, sebuah pemandangan yang tak lazim terlihat pagi itu. Bukan petani atau penyuluh pertanian yang sibuk menyiangi gulma dan memberi pupuk, melainkan jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Daik Lingga, lengkap dengan seragam dinas dan sepatu laras mereka, ikut membaur di antara barisan tanaman jagung yang tumbuh subur.

Langkah ini bukan aksi simbolik semata. Di bawah terik matahari dan tanah yang masih basah oleh embun, para personel polisi bekerja dengan penuh kesungguhan. Mereka mencangkul, menabur pupuk, dan memeriksa batang jagung satu per satu seolah sedang menjaga sesuatu jauh lebih besar dari sekadar tanaman pangan.

“Kami di sini bukan hanya untuk patroli keamanan,” ujar AKP Mayson Syafri, Kapolsek Daik Lingga. “Kami hadir sebagai bagian dari masyarakat, dan hari ini kami ikut menanam harapan.”

Program ini merupakan bagian dari Gerakan Tanam Serentak Jagung Kuartal III Tahun 2025, yang digagas secara nasional sebagai respon atas tantangan ketahanan pangan global. Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, memberikan instruksi langsung kepada Kapolri agar institusi Polri ikut turun tangan dalam upaya strategis ini.

Di Kepulauan Riau, arahan itu diterjemahkan menjadi aksi oleh Kapolda, dan sampai ke tingkat paling bawah, termasuk di jajaran Polres Lingga. Melalui program Asta Cita Ketahanan Pangan, Polsek Daik Lingga membuktikan bahwa kepolisian bukan hanya penegak hukum, tetapi juga agen perubahan sosial.

“Kami ingin menunjukkan wajah baru Polri,” ujar AKP Mayson. “Polisi yang tak hanya bersenjatakan peluru, tetapi juga cangkul dan benih jagung.”

Pemilihan kawasan Perhutanan Sosial sebagai lokasi kegiatan bukan keputusan tanpa makna. Lahan ini, yang selama ini digunakan untuk konservasi, kini dimaknai ulang sebagai ladang kemandirian pangan. Di sinilah letak keunikan pendekatan Polri menggabungkan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi lokal.

Dalam kawasan ini, polisi menjadi pendamping kelompok tani. Mereka memberikan edukasi, membantu distribusi benih, dan memastikan proses pertanian berjalan dengan pendekatan berkelanjutan.

“Bertani itu bukan hanya soal panen,” ujar seorang petugas yang sedang memeriksa daun jagung. “Ini soal ketahanan, soal masa depan, soal merawat kehidupan.”

Langkah Polsek Daik Lingga ini merepresentasikan transformasi Polri menuju institusi yang PresisiPrediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Pendekatan humanis ini membuat warga merasa lebih dekat dengan polisi, bukan karena takut, melainkan karena merasa didampingi.

“Biasanya kita lihat polisi di jalan atau saat ada kasus,” kata seorang petani setempat. “Tapi sekarang mereka ikut merawat kebun kami. Ini luar biasa.”

Tanaman jagung di Daik Lingga tumbuh sebagai simbol: simbol kemitraan, solidaritas, dan masa depan yang dikelola bersama. Bukan hanya untuk konsumsi, tapi juga sebagai metafora akan benih-benih harapan yang ditanam bersama rakyat.

Dengan semangat kolaboratif dan kesadaran akan tanggung jawab sosial, Polri kini berdiri bukan hanya sebagai penjaga hukum, tetapi juga penjaga kehidupan.

“Ketahanan pangan bukan cuma urusan petani,” tutup AKP Mayson. “Ini soal kita semua. Soal bangsa ini bisa berdiri di kakinya sendiri.”
Oleh: Taufik Safira



telah dibaca :
121