Pertunjukan Teater Tari Tupeng Pukau Masyarakat Pulau Tiga Barat

Breaking News115 Views

(Suasana pertunjukan teater tari topeng)

 

Natuna, News Faktual Net – Rabu pagi, 13 Agustus 2025, udara di Pulau Tiga Barat terasa berbeda. Sejak pukul 19.30, meski cuaca tidak bersahabat, ratusan warga mulai memenuhi lapangan bola di pusat desa. Di antara deretan kursi plastik dan tenda sederhana, terdengar riuh suara anak-anak, tawa orang tua, dan semangat yang menular.

Hari itu, masyarakat menyaksikan sebuah peristiwa langka pergelaran Teater Tari Topeng seni pertunjukan tradisional khas Natuna yang nyaris tak terdengar lagi namanya. Hiasan lampu lefthing menghiasi panggung sederhana itu

Pertunjukan dibuka dengan kisah seorang putri kerajaan yang sedang bersantai di tepi pantai. Ia ditemani para dayang dan pengawal kerajaan, menikmati deburan ombak dan semilir angin laut.

Namun tiba-tiba, tanpa alasan, sang putri terjatuh pingsan. Kecemasan pun melanda. Raja yang mendengar kabar itu segera datang, meminta segala cara dilakukan untuk menyelamatkan putri kesayangannya.

Dari bisikan para leluhur, sang raja mengetahui bahwa penyembuhan hanya bisa dilakukan lewat Tari Topeng. Perintah pun dikeluarkan. Tujuh penari topeng segera dipanggil. Mereka membentuk lingkaran, menari mengelilingi sang putri, sementara bunyi muding Goong gendang besar khas Natuna menggema di udara.

Tepukan tangan penonton pecah setiap kali hentakan kaki dan gerakan tangan para penari berpadu dengan irama gong. Tiga babak tarian dipersembahkan, setiap babak membawa energi dan magisnya sendiri. Pada babak terakhir, sang putri akhirnya siuman, disambut sorak gembira warga larut dalam cerita.

Tari Topeng, atau Tupeng, bukan sekadar hiburan. Ia adalah warisan budaya takbenda yang sarat makna spiritual dan sejarah. Di masa lalu, tarian ini dipercaya mampu mengusir penyakit dan bala, sekaligus menjadi media penyampaian pesan moral. Namun, di tengah derasnya arus modernisasi, pertunjukan semacam ini jarang sekali digelar.

Inisiatif pergelaran ini datang dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV UPT Kementerian Kebudayaan, yang ingin menghidupkan kembali seni tradisional Natuna. Meski tak dihadiri pejabat teras dari ibu kota, acara ini sukses memukau. Penonton bukan hanya disuguhi tontonan, tapi juga diajak menyelami nilai dan filosofi di baliknya.

Bagi warga Pulau Tiga Barat, hari itu menjadi lebih dari sekadar pertunjukan. Ia adalah pengingat bahwa budaya adalah identitas. Selama ada yang menarikan, memainkan musik, dan menceritakan kisahnya, Tari Topeng tidak akan punah. Dan siapa pun yang hadir di lapangan pagi itu tahu, mereka sedang menjadi bagian dari sejarah sejarah kecil yang menghidupkan kembali denyut nadi warisan leluhur di ujung utara Indonesia.

Diakhir cerita sang raja pun berjanji untuk menikahkan anaknya pada seorang penari yang menyembuhkan anaknya (Roy)



telah dibaca :
93