Natuna, News Faktual Net – Rabu pagi (3/12/2025), Shelter Skadron Udara 52 Lanud Raden Sadjad (RSA) kembali menjadi saksi sejarah lahirnya generasi baru penjaga kedaulatan udara Indonesia. Aroma semangat dan harapan terasa kuat ketika Komandan Lanud RSA, Marsma TNI Onesmus Gede Rai Aryadi, S.E., M.M., M.Han., memimpin Upacara Penutupan Transisi Penerbang Skadron Udara 52 Angkatan-1.
Upacara sederhana namun sarat makna itu dihadiri para pejabat utama Lanud, mulai dari Kadisops, Kadispers, Kadislog, Kadister, Danskadud 52, Karumkit, Dansatpom, Dansathanlan, hingga Kaintel. Mereka bukan sekadar tamu undangan, tetapi saksi perjalanan dua perwira muda resmi menyandang predikat penerbang TNI Angkatan Udara.
Dalam sambutannya, Danlanud RSA memberi pesan menyentuh menjadi penerbang bukan hanya soal mengendalikan pesawat, tetapi tentang menata disiplin diri, ketahanan mental, hingga kemampuan teknis, yang terus diasah. Program transisi penerbang sering dianggap sebagai masa tersulit bagi calon aviator menjadi batu loncatan penting sebelum memasuki dunia operasi sesungguhnya.
“Dedikasi para instruktur dan seluruh jajaran Skadron Udara 52 sangat menentukan lahirnya penerbang yang profesional dan siap mengabdi,” ucap Danlanud. Kata-katanya disambut anggukan para instruktur yang selama berbulan-bulan mendampingi para penerbang muda melewati setiap latihan, evaluasi, dan tekanan membentuk karakter mereka.
Letda Pnb Ayub Kristianto Kakiay, S.Tr.Han., dan Letda Pnb Tirto Rico Jimmy Pandapotan, S.Tr.Han., adalah dua nama yang mencuri perhatian pagi itu. Dengan wajah tak mampu sepenuhnya menyembunyikan rasa bangga, keduanya berdiri menerima pengukuhan sebagai penerbang yang telah lulus transisi Angkatan-1.
Mereka menjalani rangkaian latihan keras, mulai dari penguasaan sistem pesawat, latihan misi, hingga pengambilan keputusan dalam kondisi dinamis. Sebuah proses membentuk kepercayaan diri sekaligus kerendahan hati di udara.
Upacara ditutup dengan prosesi penyiraman air kembang, sebuah tradisi yang sarat simbolisme. Air mengalir di tubuh para penerbang muda itu bukan sekadar upacara seremonial; ia menyiratkan doa, pengharapan, dan restu agar setiap misi yang kelak mereka jalankan selalu dalam lindungan keselamatan.
Sorak kecil dari para instruktur dan senyuman keluarga yang hadir menambah hangat suasana. Di tengah hiruk-pikuk kerja operasional Lanud RSA, momen itu menjadi pengingat bahwa setiap penerbang lahir dari kerja kolektif dan pengabdian bersama.
Di era teknologi pertahanan kian maju, tuntutan terhadap penerbang TNI AU semakin tinggi. Danlanud RSA berharap para penerbang muda terus belajar dan mengasah kemampuan, seiring pesatnya perkembangan sistem pertahanan udara nasional.
Natuna, menjadi salah satu garda terdepan pengamanan wilayah udara Indonesia, kini memiliki dua penerbang baru siap memberi kontribusi terbaik bagi negeri.
Dengan semangat baru dari Angkatan Pertama ini, Skadron Udara 52 kembali menegaskan perannya sebagai kawah candradimuka bagi lahirnya penerbang-penerbang masa depan penjaga langit, penjaga kedaulatan. (Roy)
Artikel Membangun Sayap Masa Depan, Lahirnya Penerbang Muda dari Natuna pertama kali tampil pada Metro Indonesia.

