Hidupkan Kembali Budaya Gotong Royong

by -7 Views
Hidupkan Kembali Budaya Gotong Royong

 

Ini Aksi Nyata Hamid Asnan bersama Ketua RT dan Warga di Jalan Tok Ilok

Natuna, News Faktual Net – Pagi Minggu di Ranai Darat, cuaca tanpak muram. Hujan masih menetes tipis, membawa dingin yang menggigit tulang. Namun di tengah cuaca tidak menentu, aksi nyata warga RT 03 RW 02, tanpak jelas. Suara gesekan cangkul, tebasan parang,serta lorong drainase dikorek pelan, justru terdengar lebih nyaring dari gemuruh langit. Warga Ranai Darat memilih tidak berdiam diri.

(suasana Goro bersama warga)

Di barisan terdepan, sosok yang tak lagi menjabat namun masih lekat dengan urusan kampungnya berdiri tegap. Hamid Asnan, mantan Camat Bunguran Timur terlihat memakai kaos lusuh dan sepatu bot sudah belepotan lumpur, ia memimpin gotong royong membersihkan saluran air di Jalan Tok Ilok—lokus rawan banjir yang sudah lama tertutup semak dan sampah.

“Semangat goro ini harus terus hidup. Banjir tidak bisa kita cegah kalau kita sendiri tidak bergerak,” ujarnya, Minggu (07/12/2025) pagi.

“Alhamdulillah warga semangat melakukan budaya gotong royong bersih-bersih lingkungan,.. mudahan kegiatan ini terus berlanjut, “Pemerintah membangun, warga merawat”

Dalam beberapa pekan terakhir, curah hujan di Kabupaten Natuna meningkat tajam. Hujan yang turun nyaris tanpa jeda membuat debit air di Ranai Darat meluap ke berbagai titik.

Di Jalan Tok Ilok, kondisi drainase tertutup belukar membuat air menggenang. Lumpur dan daun kering membentuk sumbatan, membuat aliran air nyaris tak bergerak. “Kalau dibiarkan, hanya butuh satu hujan lebat untuk membuat air masuk ke rumah,” kata Sumarwati, Ketua RT 03 yang sejak pagi memegang alat kebersihan seolah tak kenal lelah.

Bagi sebagian warga, kehadiran Hamid Asnan pagi itu menghidupkan kembali tradisi lama. Pemimpin turun langsung, bukan sekadar memerintah dari jauh. Ketika air dari drainase mulai mengalir setelah diangkat sumbatannya, senyum kecil muncul di wajahnya.

“Jika aliran air lancar, kecil kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.

Langkah antisipasi itu bukan semata pembersihan parit. Bagi Hamid, ini pengingat bahwa mitigasi bencana bukan menunggu, melainkan bergerak sebelum bencana datang. Tidak menunggu laporan, tapi melihat langsung persoalan paling dekat dengan warga.

Hujan tipis kembali turun menjelang siang, membuat jaket para warga semakin basah. Namun tidak ada yang beranjak. Semangat gotong royong justru terasa menguat.

Di tengah cuaca yang menusuk, kehangatan itu justru lahir dari kebersamaan menjaga lingkungan. Gerakan kecil, tapi menentukan. Ranai Darat mungkin belum sepenuhnya aman dari banjir, tetapi pagi itu mereka memastikan bahwa air punya tempat untuk kembali mengalir.

Dan seperti kata Hamid, antisipasi bukan sekadar pekerjaan teknis, tetapi kewajiban moral untuk menjaga ruang hidup sendiri.(Roy)

Artikel Hidupkan Kembali Budaya Gotong Royong pertama kali tampil pada Metro Indonesia.

No More Posts Available.

No more pages to load.