Dinamika Internal FAMI: Dewan Pakar Desak Musyawarah Luar Biasa, Presiden DPN Dituding Gunakan Organisasi untuk Kepentingan Pribadi

Jakarta – Federasi Advokat Muda Indonesia (FAMI) kembali menjadi sorotan setelah muncul perbedaan sikap di internal organisasi menyikapi kasus dugaan tindak pidana korupsi di Dinas Pertanian Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Dewan Pakar sekaligus Dewan Pendir FAMI, Adv. Ronal Efendi, menegaskan bahwa pihaknya tidak mendukung praktik yang bertentangan dengan hukum. Namun, ia menilai langkah Presiden Dewan Pimpinan Nasional (DPN) FAMI, Adv. Ofi Sasmita, yang memerintahkan seluruh jajaran organisasi untuk ikut mengawal kasus tersebut tidak sejalan dengan semangat pendirian FAMI.

“Seharusnya Ibu Presiden konsentrasi pada program kerja organisasi, bukan menggunakan FAMI sebagai alat membalas dendam atau melampiaskan kebencian pribadi. FAMI harus berdiri di atas kepentingan bersama, bukan diarahkan sesuai emosi individu,” kata Ronal dalam keterangannya, Kamis (26/9).

Ronal menilai situasi ini perlu segera dievaluasi. Ia pun mendesak dilakukannya Musyawarah Luar Biasa (MLB) agar organisasi tetap menjaga marwah dan integritasnya.

Menurutnya, MLB penting bukan hanya untuk membahas dinamika kasus yang tengah berkembang, tetapi juga sebagai refleksi apakah FAMI masih berada pada jalur tujuan awal pendiriannya.

“FAMI terbentuk dari dukungan berbagai pihak, terutama orang-orang terdekat yang menginginkan adanya wadah perjuangan advokat muda. Semangat itu jangan sampai terkikis oleh kepentingan politik internal,” tambah Ronal.

Yang membuat situasi ini semakin menarik perhatian publik adalah fakta bahwa Ronal Efendi dan Presiden DPN FAMI, Ofi Sasmita, merupakan pasangan suami istri. Perbedaan sikap keduanya dalam mengelola organisasi menimbulkan tanda tanya di kalangan internal maupun eksternal.

Sejumlah pengamat hukum menilai bahwa dinamika ini berpotensi mengganggu soliditas organisasi advokat muda yang masih dalam tahap konsolidasi.

“Ketika suami-istri memimpin satu organisasi besar dan memiliki perbedaan strategi, maka konflik internal bisa lebih mudah terekspos. Ini tantangan besar bagi FAMI agar tidak terpecah,” ujar salah satu pengamat hukum yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, kasus dugaan korupsi di Dinas Pertanian Jeneponto yang menjadi pemicu polemik internal FAMI masih dalam tahap penyelidikan aparat penegak hukum. Masyarakat berharap kasus ini bisa ditangani dengan transparan, tanpa intervensi politik maupun kepentingan kelompok tertentu.

Ronal menegaskan, advokat muda seharusnya mendorong penegakan hukum yang profesional, bukan justru terjebak dalam perpecahan. “Integritas adalah modal utama advokat. Tanpa itu, perjuangan hukum kehilangan makna,” tegasnya

Dengan situasi yang berkembang, banyak pihak menilai Musyawarah Luar Biasa akan menjadi momentum penting bagi FAMI. Apakah organisasi ini mampu kembali pada cita-cita awalnya sebagai wadah perjuangan advokat muda, atau justru semakin terpecah karena dinamika personal di tubuh kepengurusan?

Jawabannya akan sangat menentukan arah gerak organisasi ini di masa mendatang. Red

Baca Juga