Di Tengah Keterbatasan, Natuna Menata Harapan: Musrenbang 2025 dan Skala Prioritas Pembangunan

(Sekda Boy saat menutup Musrenbang )

 

Natuna, News Faktual Net – Raut serius namun penuh harap menghiasi wajah para peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Natuna Tahun 2025, saat Sekretaris Daerah (Sekda) Boy Wijanarko resmi menutup rangkaian acara di Gedung Sri Serindit, Rabu sore. Selama dua hari penuh, ruang musyawarah itu menjadi tempat berkumpulnya semangat, suara masyarakat, dan harapan akan pembangunan yang lebih baik di daerah perbatasan Indonesia ini.

Boy membuka sambutannya dengan nada apresiatif. Ia mengakui bahwa partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari stakeholder hingga forum anak, adalah cerminan kuat bahwa pembangunan bukan semata urusan pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif.

“Alhamdulillah, kegiatan Musrenbang ini telah kita jalankan dengan baik selama dua hari. Telah dibahas berbagai usulan program dan kegiatan yang diajukan oleh para pemangku kepentingan,” ujarnya,Rabu,11/06/2025.

Tak tanggung-tanggung, total nilai usulan yang diajukan mencapai Rp1,8 triliun. Angka yang mencerminkan semangat membangun tinggi, namun juga menyisakan tantangan besar di tengah keterbatasan anggaran negara yang belum sepenuhnya pulih.

Boy dengan jujur memaparkan realita fiskal yang dihadapi. Dari total usulan yang masuk, hanya sekitar Rp970 miliar yang berpeluang direalisasikan. Ini berarti, lebih dari separuh usulan harus ditunda atau dipangkas demi menjaga keseimbangan fiskal dan memastikan bahwa program yang paling mendesak dapat berjalan.

“Untuk tahun 2025 dan 2026, kondisi keuangan negara belum sepenuhnya membaik. Bahkan hingga saat ini masih ada kekurangan pembayaran dari pusat. Oleh karena itu, kita harus benar-benar menetapkan skala prioritas,” jelasnya.

Tantangan fiskal ini membawa pemerintah daerah pada dilema klasik: memenuhi kebutuhan rakyat di satu sisi, dan menjaga keberlanjutan anggaran di sisi lain. Dalam kondisi demikian, penetapan skala prioritas bukan hanya penting, tapi mutlak diperlukan.

Beberapa usulan yang belum bisa diakomodasi akhirnya harus disimpan sementara, menunggu angin baik dari peningkatan pendapatan negara. Harapan itu tersemat dalam sektor pajak, yang diharapkan mampu menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi dan, pada akhirnya, mengalirkan manfaat hingga ke daerah-daerah terluar seperti Natuna.

“Mudah-mudahan negara kita ke depan lebih baik dalam meningkatkan pendapatan asli, terutama dari sektor pajak. Karena kita di daerah, termasuk Natuna, sangat merasakan dampak ketika pendapatan negara turun,” pungkas Boy.

Musrenbang memang telah usai, namun perjalanannya baru dimulai. Di balik tumpukan berkas usulan dan data, ada wajah-wajah masyarakat yang berharap. Skala prioritas tak sekadar daftar program. Ia adalah cermin kebijakan, keberpihakan, dan komitmen pemerintah untuk menjadikan keterbatasan sebagai tantangan, bukan alasan.(Roy)



telah dibaca :
139