(Rokok HD tanpa Cukai )
Batam, News Faktual Net – Sebuah warung kecil di pinggiran kota Batam, aroma kopi hitam menembus asap rokok yang menggantung di udara. Di atas meja kayu, bertumpuk bungkus rokok berbagai merek, sebagian tanpa pita cukai. Pemilik warung menepuk bungkus berwarna merah muda dengan ujungnya yang belum rapi. “Murah, Bang rokok HD. Ini yang paling laku,” katanya lirih. Rokok tanpa izin edar itu dijual bebas, seolah hukum berhenti di ujung etalase.
Padahal, beberapa waktu lalu, pemerintah pusat telah membentuk Satgas Rokok Ilegal. Pemberitaannya sempat ramai di media nasional maupun lokal, menebar harapan akan pembersihan pasar gelap tembakau. Namun di Kepulauan Riau, terutama Batam dan Natuna peredaran rokok ilegal seolah tak terusik.
“Sudah kayak ditelan bumi,” ujar seorang jurnalis lokal yang meminta namanya disamarkan. “Isunya muncul, hilang, lalu muncul lagi. Tapi tak pernah tuntas.”
Di kalangan jurnalis Kepri, beredar cerita tentang 2 sosok misterius berinisial S,S, disebut-sebut berperan sebagai tukang bagi jatah. Ia diduga menjadi penghubung antara para pengusaha rokok ilegal dan sejumlah pihak yang berpengaruh agar pemberitaan sensitif tak berlanjut.
“Kalau berita mau naik, biasanya ada yang datang,” kata sumber lainnya sambil tertawa getir. “Bukan minta klarifikasi, tapi bawa amplop.”
Ketika dikonfirmasi pada Sabtu, 17 Oktober 2025, wanita berinisial S itu membantah keras tudingan tersebut.
“Kenapa konfirmasi ke saya? Saya bukan pengusahanya,” ujarnya lewat pesan Wharshaff. “Tulis aja jawaban saya itu di berita bapak tambahnya terkesan menantang.”
Nada suaranya terdengar santai, seperti seseorang yang sudah terbiasa ditanya hal serupa.
Rokok ilegal di Kepri tak hanya sekadar bisnis gelap, tapi juga fenomena sosial yang membentang dari Batam hingga Natuna. Harga lebih murah membuatnya menjadi pilihan masyarakat di pedesaan, sementara jaringan distribusinya berjalan mulus tanpa hambatan.
“Barangnya datang malam, besok pagi sudah dijual di warung,” kata seorang pedagang di Ranai. “Nggak pernah ada yang nanya.”
Pihak aparat kerap berdalih keterbatasan personel dan luas wilayah menjadi kendala utama. Namun bagi sebagian warga, alasan itu terdengar usang. “Masalahnya, siapa yang mau disentuh duluan?”
Investigasi ini baru membuka sebagian kecil tabir. Siapa sebenarnya S? Benarkah ia hanya perantara, atau justru bagian dari jejaring yang lebih besar? Mengapa pemberitaan tentang rokok ilegal di Kepri selalu berumur pendek?
Tim News Faktual Net akan menelusuri lebih dalam jejak uang, gudang tersembunyi, dan nama-nama yang mulai muncul di balik asap rokok murah itu.
Karena di balik setiap batang rokok tanpa cukai, tersimpan kisah panjang tentang uang, kekuasaan, dan diamnya banyak pihak.(Red)
telah dibaca :
234